''Mutiara Di Hidungku.''
Saat aku masih berumur 4 tahun, kakakku melangsungkan pernikahannya. Saat itu aku sangat menyukai suvenirnya, Suvenirnya Tasbih yang tersusun dari berbagai mutiara mutiara cantik.
Saat itu aku mengumpulkan berbagai mutiara mutiara itu yang ada di tasbih. Tasbihnya aku gunting, dan mutiaranya terlepas dan berantakan Aku sangat suka melihat warnanya dan Aku letakan mutiara tsb di atas piring dan aku sangat suka menghirup harumnya tasbih. Setelah umurku 5 tahun aku selalu saja mimisan, sampai sampai Kulit dihidungku seperti membusuk akibat darah yang keluar terlalu sering. Ayah dan Ibuku sering sekali memeriksakanku ke dokter umum dan dokter selalu mengatakan yang sama, ia bilang ''Tidak apa apa, ini hanya akibat kelelahan.'' lalu setiap dokter selalu memberikannku obat yang berbeda, Tapi dari semua dokter yang aku kunjungi dan obat yang aku minum aku tak kunjung sembuh.
1 tahun kemudian, Aku diajak Ibuku untuk mengunjungi Dokter Pa'min untuk check up penyakit asmaku, ternyata selain check up, ibuku memberitahu dokter itu bahwa hidungku selalu saja mimisan dibawa ke dokter manapun, diberi obat apa saja tak kunjung sembuh. Lalu, setelah ibuku memberitahu dokter itu, Dokter itupun memeriksa hidungku dan merogohnya menggunakan sebuah alat disertai dengan alat pencahayaan, lalu dokter itu bilang kalau didalam hidungku ada seseuatu benda. Ibukupun kaget dan langsung memberitahu kakakku akan hal itu.
Esoknya kakakku mengajakku untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit THT (Telinga Hidung Tenggorokan), Aku merasa jantungku berdebar sangat kencang karena aku takut aku akan dioperasi.
Tiba tiba, seorang suster memanggil namaku, dan akupun segera masuk keruangan tsb. Entah mengapa dokter didalam sana banyak sekali ada sekitar 5 dokter, Tiba tiba aku di dekap oleh kakakku oleh kakinya tangannku di ikat dan dokter dokter itu langsung merogoh hidungku menggunakan pinset, alat pencahayaan, Pisau, dan alat alat lainnya. Mereka mengeluarkan segumpal daging dari dalam hidungku, dan darah bermuncratan, berlumuran dibaju kakakku, aku dan para dokter, rasanya sakit sekali saat diambil segumpal daging itu. Para dokter itu mengatakan ''Kami, tidak bisa mengeluarkannya pak, ini hanya kami ambil bagian yang membuatnya menempel.''
Lalu kakakku dan aku lngsng keluar dr ruangan itu dan pergi ke apoteker dan apoteker itu memberi obat tetes untuk hidngku. Aku pulang dengan keadaan penuh darah dibajuku. Lalu, sampai dirumah aku lngsng meneteskan obat itu ke hidungku, dan malam harinya seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari tenggorokannku, lalu aku mulai mereak dan sesuatu seperti mutiara keluar dari tengorokannku, dan aku merasa sangat kaget akan kejadian itu aku tidak pernah merasa ada mutiara yang masuk kedalam hidungku. Dari situ aku tidak mimisan lagi dan semua itu sembuh...
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar